Senin, 13 Agustus 2018

Kopdar XVII : Bumi Anglingdarmo


Seperti  sudah disepakati pada Kopdar XVI di Jombang. Kopdar XVII berlangsung di Bojonegoro. Untuk ke-2 kalinya dulur Bojonegoro ketiban sampur menjadi tuan rumah.  Seperti kita ketahui, Bojonegoro pernah menjadi tuan rumah Kopdar ke -3  yang berlangsung pada tgl. 16 Maret  2014. Pada waktu itu, FJC baru saja berdiri dan anggotanya baru beberapa unit saja. Bahkan bisa dikatakan pada waktu itu Om Abenk menjadi tuan rumah bekerja sendirian.

Berbeda dengan kopdar ke-3 dulu. Kali ini om Abenk tidak bekerja sendirian lagi. Bisa dikatakan om Abenk telah naik pangkat menjadi penasehat. Para anggota FJC korwil Bojonegoro yang tergabung dalam BLACK. Di bawah komando Om Aziz, mereka bekerja keras mempersiapkan acara dengan sebaik mungkin.

Kopdar ke XVII berlangsung pada tanggal 22 Juli 2018. Dalam suasanya yang masih berbau-bau lebaran ini. Menimbulkan minat dan antusiasme para anggota FJC untuk hadir. Kopdar kali ini bisa dikatakan dihadiri oleh perwakilan korwil yang ada di FJC dengan cukup lengkap. Kopdar dihadiri oleh anggota FJC dari ujung barat (Performa) sampai ujung timur (FLTJ – Ford Laser Tapalkuda Jember). Dari ujung selatan (Lasta) sampai ujung utara (Korwil Surabaya).

Kopdar semakin meriah dengan kehadiran dari dulur Foltis (Solo), yang dipimpin langsung oleh sang ketua, om Sheto. Dan dulur Flaskar (Pati) yang dipimipin oleh om Dika Arizta. Tercatat ada 207 unit yang hadir dalam kopdar kali ini.

Kopdar berlangsung di tempat wisata Go Fun Bojonegoro Theme Park. Pemilihan lokasi ini sangatlah tepat. Tempat wisata yang lebih banyak beroperasi pada malam hari ini serasa dibooking seluruhnya untuk para anggota FJC yang hadir. Sementara wahana kolam renang tetap menampung  anggota keluarga  para hadirin yang ingin melepas lelah setelah menempuh perjalanan dengan berenang dan berendam.
Dalam kopdar kali ini, diisi acara hiburan dan ramah tamah serta beberapa perlombaan. Juga merupakan ajang para pengurus baru FJC untuk memperkenalkan diri. Mbah Dol, beserta jajaran pengurus naik panggung untuk memperkenalkan diri.

Terhadap kopdar FJC kali ini, Ketua Foltis om Sheto, mewakili para tamu dari Jateng, mengungkapkan rasa salutnya. Karena hanya ada di FJC saja, sebuah komunitas yang mampu merangkul dan mewadahi para anggota di seluruh provinsi Jawa Timur. Dimana di masing-masing wilayah mereka punya bendera sendiri-sendiri juga. Namun bisa membaur dan menyatu di bawah panji FJC.

Di akhir acara kopdar XVII ini, diumumkan bahwa pelaksanaan kopdar selanjutnya akan dilaksanakan di Tulungagung dengan dulur LASTA sebagai tuan rumah. Selamat tinggal Bojonegoro. Sampai bertemu di Tulungagung. 

Salam GRSS.

































Senin, 06 Agustus 2018

Salah satu yang sering kita dengar dari spareparts FL kesayangan kita adalah Engine Mounting.  Sering juga kita sebut dengan Pangkon Mesin atau Dudukan Mesin. 
Engine Mounting (EM) adalah part yang berfungsi untuk mengaitkan atau mengikat atau mengganjal mesin dengan body mobil. Karena tugasnya yang seperti itu, maka komponen ini sangat penting keberadaannya. 

Fungsi EM adalah :
1. Mengikat mesin dengan body. Adalah lucu bila mesin tidak terikat dengan body. Bisa-bisa mesinnya jalan sendiri, bodynya ketinggalan. 
2. Meredam getaran mesin. Dengan adanya EM, maka getaran mesin tidak seluruhnya tersalur ke body mobil. Sehingga penumpang menjadi nyaman.

Struktur EM.
Struktur EM terdiri dari : 
  1. Rangka besi. Ini yang nantinya dibaut dengan body mobil. 
  2. Karet cor. Karet dicor dengan rangka besi, sehingga rigid, fix, tidak bergerak, namun masih mempunyai sifat lentur, yang sangat berperan dalam proses peredaman getaran mesin ke body mobil. 
  3. Bushing besi. Berupa pipa besi kecil yang berada di tengah karet. Berfungsi tempat baut EM dengan mesin.

Jumlah EM.
Pada mobil FL seri GL terbitan 86-98 dan Ghia tahun 86-89, EM terdiri dari 3 buah. Yaitu EM depan, EM samping dan EM bawah. 
EM belakang
EM Depan
EM Samping



Pemasangan
Proses pemasangan yang tepat akan membuat FL kita menjadi nyaman dan partnya menjadi awet. Sebaliknya bila pemasangan tidak tepat, maka part menjadi tidak awet dan mobil tidak nyaman. 


Untuk EM belakang dan EM samping, kecil sekali ada kesalahan pemasangan. Karena bentuknya tidak simetris dan posisi lubang bautnya tidak memungkinkan untuk dipasang terbalik. Lubang baut EM samping ada 3 buah. Dan EM belakang ada 2 baut yang tidak bisa dipasang terbalik. Untuk EM depan, inilah yang sering keliru dalam posisi pemasangan. Karena bentuknya simetris, lubang baut dua dan bisa dibolak balik.  

Nah, master Aditya memberikan lagi ilmunya untuk pemasangan EM depan ini. EM depan berfungsi menahan tekanan ke bawah oleh berat mesin, dan menahan tekanan/hentakan ke depan saat pengereman. Oleh karena itu, EM depan didesign untuk mengakomodasi hal tersebut. Lebih mudah di jelaskan lewat gambar.


Dengan struktur karet cor pada EM depan yang unik, maka posisi pasang harus tepat. Posisi pemasangan yang tepat adalah seperti dalam gambar. 


Pada gambar tersebut, nampak posisi lubang pada karet EM berada di belakang. Sedang di bagian depan karet cor menyambung dengan rangka besi. Hal ini memberi kekuatan bila ada tekanan bersamaan ke bawah dan ke depan. Sehingga gerakan mesin tidak terlalu banyak karena tertahan oleh karet tersebut. 


Pada gambar tersebut, nampak lubang pada karet EM berada di depan, sedangkan karet yang terhubung dengan besi berada di depan. Hal ini menyebabkan bila terkena tekanan bersamaan ke depan dan bawah saat pengereman, maka mesin hanya tertahan oleh karet yang melekat pada saja. Ada ruang gerak sebesar lubang karet tersebut, sehingga bila terjadi berulang kali, karet akan pecah/putus. Dan baut akan bergerak ke depan. Inilah sumber suara “Duk” saat ada pengereman dan saat angkatan gas pertama. Untuk suara pada angkatan gas pertama, bisa juga disebabkan oleh EM belakang yang sudah rusak. 

Demikian sekilas mengenai engine mounting. Semoa bermanfaat.
Salam GRSS. 









Kamis, 02 Agustus 2018

DIY : STRUT BAR BAGASI


Salah satu permasalahan yang sering dijumpai pada mobil sedan yang telah berumur, adalah sektor kaki-kaki. Salah satunya kaki belakang (roda belakang). Seringkali kita melihat roda belakang FL kesayangan kita terlihat tidak tegak lagi, miring atau bahasa Jawanya “seyek”. Antara roda kanan dan kiri tidak seimbang lagi.
Salah satu penyebabnya adalah karena mobil sedang tidak mempunyai sasis yang menjadi kerangka utama dalam hal kaki-kaki. Pada sedan, kaki-kaki ditempelkan pada body sedang. Yang tentu kekuatannya tidak sama dengan bila dibandingkan dengan mobil ber sasis.
Seringkali kita bingung dengan kondisi ini. Pertama kali yang kita pikirkan adalah Arm, link lateral, skok dan lain-lain. Hal ini pernah terjadi pada si Lussie, FL kesayangan dulur dari FLOG, Cak Iman. Roda belakang yang sebelah kanan kelihatan miring. Seperti di chamber secara ekstrim.
Sepintas tidak ada yang aneh dari body FL tersebut. Body relatif mulus, tidak nampak ada keropos. Namun, biang keladi roda miring tersebut terungkap saat FL dibawa ke markas FJC Sawo. Sang master Aditya Permana Putra langsung bertindak. Dan menyelesaikan masalah.
Nah, kebetulan baru saja Master Aditya memuat postingan di FB. Dari situ penulis mencomot gambar-gambarnya untuk dijadikan artikel ini.
Body Keropos
Biang keladi roda belakang miring adalah keropos pada body bagian dudukan skok. Keropos ini biasanya lolos dari pengamatan kita yang awam, karena tertutup oleh dek bagasi. Bila dek dibuka, barulah nampak adanya keropos tersebut.

Body yang keropos ditambah dengan hentakan berulangkali dari skok, menyebabkan dudukan skok bergeser ke dalam. Mengakibatkan skok jadi miring. Dan endingnya, rodapun jadi miring.
Solusi
Lantas, bagaimana cara mengatasinya?
Master Aditya mempunyai cara sederhana, dengan alat sederhana juga. Pertama, kita harus mengembalikan posisi dudukan skok tersebut pada posisi awal. Body yang bergeser karena keropos, di trek menggunakan alat sederhana.
Alat yang dibutuhkan :
1. Balok kayu
2. Meteran
3. Dongkrak palang
4. Pipa besi atau besi siku, atau sejenisnya.
Posisi awal dari 2 dudukan skok ini normalnya berjarak 105 cm. Untuk mengembalikan ke posisi tersebut, gunakan balok kayu dan dongkrak. Tempatkan balok kayu melintang di antara 2 dudukan skok. Kemudian dongkrak digunakan untuk menekan dua sisi dudukan skok ini sampai jarak yang kita inginkan (105 cm).

Nah, bila jarak yang dikehendaki sudah tercapai, maka untuk membuat agar tidak bergerak lagi, adalah dengan memasang pipa besi atau siku besi.
Bila kita menggunakan siku besi, maka tinggal dibor saja ujungnya. Bila menggunakan pipa besi, maka ujungnya dipipihkan dulu dengan palu, barulah dibor untuk lubang baut.
Batang besi tersebut dibuat lubang pada ujung kanan dan kiri, dengan terlebih dulu di paskan posisinya pada baut skok. Selanjutnya besi dibaut pada baut skok tersebut.


Setelah batang besi dipasang, maka untuk sementara kondisi kembali aman. Namun demikian, untuk lebih memastikannya, disarankan untuk segera memperbaiki body yang keropos dengan pengelasan.
Strut Bar
Dalam dunia permobilan (otomotif), alat yang dipasang oleh Om Aditya itu dinamakan dengan strut bar.
Strut bar biasa dipasang di :
1. Di depan, di ruang mesin. Dipasang pada baut skok kanan dan kiri.

2. Di depan bawah (lower arm bar). Dipasang pada baut arm kiri dan kanan.

3. Belakang atas (bagasi). Dipasang pada baut skok kanan dan kiri.

4. Belakang bawah. Dipasang pada baut arm belakang kiri dan kanan.

Barang-barang tersebut di atas dijual dalam berbagai bentuk dan variasi. Dengan harga yang cukup wah. Bila kita mempunyai uang lebih, mungkin kita bisa memilih untuk membeli variasi tersebut. Karena disamping fungsinya, variasi akan membuat mobil kita menjadi ganteng. Seperti kita tahu, kegantengan mobil akan mendongkrak kegantengan pemiliknya.
Namun bagi penulis, yang mengutamakan fungsi dibandingkan penampilan, solusi yang ditawarkan oleh om Aditya sudah memadai. Dengan harga hanya sekitar 10% dari harga variasi yang beredar, akan banyak menghemat isi dompet kita. Kegantengan kendaraan tidaklah begitu penting, karena om om pemilik FL disini, rata-rata sudah ganteng.
Salam GRSS