Artikel ini saya temukan saat iseng2 googling. Supaya lebih bermanfaat, maka saya share di blog ini, Mudah2an memberi manfaat bagi pembaca dan memberi pahala bagi pengarangnya,
BELAJAR NGEREM YUKK!!
- By Saftari
Melalui artikel sederhana ini, saya ingin mengajak semua teman-teman
untuk berkendara dengan aman, mengutamakan keselamatan baik untuk diri
sendiri maupun untuk orang disekitar kita. Sudah banyak contoh kejadian
kecelakaan yang menyalahkan fungsi rem, dikatakan “REM BLONG!”, padahal
sebenarnya rem bekerja dalam kondisi sangat baik, namun cara kita ngeREM
yang salah, membuat kendaraan tidak dapat berhenti bahkan tidak dapat
dikendalikan.
Semua sepakat, bahwa fungsi Rem pada kendaraan (mobil, motor, sepeda,
becak, bajaj, dsb) adalah untuk memperlambat dan memberhentikan
kendaraan. Perangkat rem menjadi demikian penting dalam semua kendaraan.
Namun ternyata rem bisa tidak berfungsi sebagaimana mestinya apabila
kita tidak benar pengoperasiannya sehingga terjadi kecelakaan. Bahkan
pembalap kelas dunia pun mengakui bahwa ngeREM adalah hal yang sulit
dalam mengemudi, dan perlu latihan khusus. Membuat agar berhenti atau
memperlambat kendaraannya yang sedang berjalan sangat kencang dengan
aman dan tidak membahayakan dirinya dan orang lain.
GRIP RODA SANGAT PENTING
Pijakan dan daya cengkram roda/ban terhadap jalan/aspal sangat penting.
Dengan adanya grip atau dengan kata lain ban menapak sempurna dengan
jalan/aspal maka kendaraan dapat dikendalikan dengan baik. Sebaliknya,
apabila jalan licin atau ban kondisi tidak bagus sehingga mengurangi
daya cengkram terhadap jalan/aspal, membuat kendaraan sulit dikendalikan
atau tergelincir atau sering disebut “Selip”.
Pada saat kendaraan sedang meluncur, kemudian ban mengunci hingga
diam/berhenti berputar akibat dari kita menginjak penuh pedal rem, hal
ini membuat hilangnya grip / daya cengkram ban terhadap jalan/aspal.
Sekalipun kita membelokkan steer dengan maksud menghindar dari tabrakan
akan tidak berarti apa-apa, sebab kendaraan tetap akan melaju lurus
kedepan akibat hilangnya grip tadi.
Untuk itu kita perlu tetap menjaga agar ban semaksimal mungkin
mendapatkan grip terhadap jalan/aspal. Caranya: pada saat kita injak
pedal rem dan ban terdengar berdecit mengunci, segera kendurkan injakan
pedal rem untuk mendapatkan kembali grip, kemudian ulangi injak pedal
rem hingga kendaraan berhenti tanpa terjadi selip.
TEKNOLOGI ABS (Anti-lock Braking System)
Teknologi Rem pada kendaraan pun terus dikembangkan hingga mempermudah
pengemudi mengoperasikannya dan dapat tetap konsentrasi penuh untuk
menghindar dari kecelakaan yang tidak diinginkan terjadi (saat kondisi
panik/rem mendadak).
Setiap roda dipasang sensor dan pulser untuk dikontrol oleh komputer ABS
(Control module). Dan perangkat rem pada setiap roda juga dikontrol
oleh komputer ABS.
Saat terjadi pengereman, ketika ban terdeteksi tidak berputar atau
selip, maka komputer akan membuat perangkat rem pada ban tersebut
membuka agar ban kembali berputar untuk mendapatkan grip, dan proses rem
dilanjutkan.
Proses ini cukup cepat, sehingga terasa seperti pulsa/getaran yang dapat
dirasakan pada pedal rem saat kita menginjak pedal tersebut.
Keras atau halusnya pulsa/getaran pada pedal berbeda tiap mobil, berkaitan dengan teknologi dan kualitas ABS yang digunakan.
Biasanya mobil mahal akan semakin tidak terasa getaran/pulsa nya.
Rem ABS pada sepeda motor. terlihat Sensor ABS dan Gear Pulsernya (bergaris2)
Gambar di bawah memperlihatkan teknologi ABS sangat membantu kendaraan
untuk dapat menghindari dari kecelakaan saat melakukan pengereman
mendadak.
Untuk kendaraan yang belum menggunakan teknologi ABS, lebih sulit untuk
menghindari kecelakaan apabila teknik pengereman tidak benar.
BELAJAR ngeREM YUK…
Kendaraan kita belum dilengkapi teknologi ABS? Yuk kita sama-sama
belajar bagaimana mengoperasikan Rem dengan benar, sehingga mengurangi
kemungkinan terjadinya kecelakaan.
1. INJAK PENUH ?
Cara pengereman ini paling sering dilakukan, dan umumnya karena berpikir
bahwa REM adalah untuk membuat kendaraan berhenti, jadi perlu diinjak
sekeras-kerasnya saat rem mendadak agar dapat berhenti. HINDARI CARA
SEPERTI INI !!!
Cara pengereman mendadak dengan menginjak penuh pedal rem, umumnya
membuat ban mengunci sehingga ban kehilangan grip, kendaraan akan terus
meluncur dan sangat sulit untuk dikendalikan. INI SANGAT BERBAHAYA!
BERLATIH UNTUK TIDAK MELAKUKANNYA !!!
Gambar di bawah memperlihatkan jarak pengereman yang sangat panjang akibat ban kehilangan grip terhadap jalan/aspal:
2. PULSE BRAKING
Supaya ban mendapatkan grip saat melakukan rem mendadak, kita dapat
melakukannya dengan menginjak-lepas-injak-lepas-injak-lepas pedal rem
sedalam-dalamnya dengan cepat. Sebenarnya ini mirip yang dilakukan oleh
teknologi ABS.
Dengan teknik Pulse ini jarak pengereman kendaraan menjadi lebih pendek, dan kendaraan dapat sambil dikendalikan arahnya.
Jadi saat melakukan Pulse Braking ini, kita dapat membelokkan kendaraan
untuk menghindar dari tabrakan dengan yang di depan kita.
Gambar di bawah memperlihatkan jarak pengereman yang jauh lebih pendek ketimbang cara yang salah (no.1) di atas.
3. THRESHOLD
Cara ini mirip seperti nomor 1, tetapi pedal ditekan hingga hampir habis
(titik kritis) sesaat sebelum ban terkunci, terus ditekan hingga
kendaraan benar-benar berhenti.
Ternyata cara ini dapat memperpendek jarak pengereman, lebih pendek dari
cara Pulse Braking di atas. Namun cara ini memerlukan latihan agar
dapat benar-benar mengenali karakter dari rem kendaraan tersebut. Setiap
kendaraan memiliki karakter perangkat rem yang berbeda-beda.
Pada gambar di bawah memperlihatkan jarak pengereman yang cukup pendek.
4. DENGAN ABS
Untuk kendaraan yang sudah menggunakan teknologi ABS, maka cara
pengereman yang benar adalah saat melakukan Rem mendadak, injaklah penuh
pedal rem secara cepat dan kuat, tetap tahan pedal tersebut hingga
kendaraan berhenti.
Akan terasa pulsa/getaran pada pedal, itu normal, dan mendandakan fungsi ABS sedang bekerja mengatur pengereman di tiap roda.
Yang sering terjadi, banyak orang yang malah melepas injakan pedal rem
tersebut dikarenakan kaget ada getaran pada pedal rem tersebut, sehingga
kecelakaan pun terjadi karena kendaraan akhirnya terus meluncur.
Gambar di bawah memperlihatkan jarak pengereman ABS sangat baik.
Catatan:
Kita perlu meluangkan waktu untuk berlatih mengenal karakter kendaraan
yang kita gunakan. Cari area kosong yang cukup luas untuk berlatih
ngeRem yang benar hingga kita benar-benar mengenal karakter kendaraan
tersebut. Berapa jarak pengereman efektif dari kendaraan tersebut.
Dengan mengenal karakter kendaraan, kita dapat menjadi lebih
berhati-hati saat berkendara. Tidak memaksakan diri diluar batas
kemampuan kendaraan tersebut.
Teknik Threshold juga dapat diterapkan pada kendaraan dengan rem ABS.
Jika dilakukan dengan baik, jarak pengeremannya dengan teknik threshold dapat lebih pendek dibanding dengan ABS.
Perhatikan juga kendaraan di belakang kita saat akan melakukan
pengereman mendadak, usahakan untuk dapat menghindar dari tabrakan
beruntun.
Jika memungkinkan, ikuti kursus/pelatihan berkendara aman (Defensive
Driving Course), untuk mendapatkan teori dan praktek yang lebih
mendalam.
sumber:
Penyedia Pelatihan Berkendara Aman:
Indonesia Defensive Driving Center –
http://www.iddc.co.id
Jakarta Defensive Driving Consulting -
http://www.jddc-online.com
ORD Training -
http://www.ordtraining.com
http://www.saft7.com/belajar-ngerem-yuk/
Semoga bermanfaat!